Gresik - PT Freeport
Indonesia menegaskan tidak akan mengembangkan pabrik pengolahan dan
pemurnian bijih mineral (smelter) di papua. Hal ini, karena
infrastruktur di Indonesia wilayah timur tersebut belum memadai.
Direktur
Utama PT Freeport Indonesia, Maroef Syamsudin, memutuskan untuk melakukan pembangunan smelter di Gresik Jawa Timur.
''Smelter,
kami sudah putuskan berdasarkan tinjauan teknis dan bisnis, akan
dibangun di Gresik, Jawa timur. Karena di sana, ada dukungan
infrastruktur, air, listrik, pelabuhan, ada semua,'' ujar Maroef di
Hotel Borobudur, Jakarta.
Lebih lanjut, dia mengaku hingga saat
ini, Freeport belum bisa menentukan lokasi pembangunan pabrik smelter di
Papua. Hal ini, dengan pertimbangan bahwa pada proses pemurnian mineral
nantinya produksi akan menghasilkan asam sulfat, yang akan menjadi
limbah bahan berbahaya dan beracun. Sehingga, diperlukan industri
lanjutan yang dapat mengolah limbah berbahaya tersebut menjadi lebih
ramah lingkungan.
''Kalau bangun smelter juga perlu diperhatikan
industri lanjutan smelternya. Kalau enggak dikelola dengan baik akan
tidak ekonomis dan menimbulkan limbah. Limbahnya itu asam sulfat, kalau
ada industri lanjutannya, asam sulfat ini bisa menjadi pupuk di Papua
belum ada,'' jelasnya.
Industri lanjutan inilah, menurutnya, belum ditemukan di Papua, lokasinya pun belum dipastikannya.
''Lokasinya
juga belum bisa kita pastikan, dengan pertimbangan infrastruktur teknis
dan bisnis, kami putuskan bangun di Jatim saja. Kalau nanti akan
dibangun di Papua, ini harus didukung,'' ujar dia
sumber: VIVA.co.id